STRATEGI PENGELOLAAN SAMPAH RUMAH TANGGA DI LINGKUNGAN PERUMAHAN MENENGAH KE BAWAH MELALUI PENERAPAN KONSEP EKOLOGI ARSITEKTUR (STUDI KASUS PUSAT KOTA SURAKARTA)

STRATEGI PENGELOLAAN SAMPAH RUMAH TANGGA
DI LINGKUNGAN PERUMAHAN MENENGAH KE BAWAH MELALUI PENERAPAN KONSEP EKOLOGI ARSITEKTUR

(STUDI KASUS PUSAT KOTA SURAKARTA)

Ummul Mustaqimah[1]

Latar Belakang

* Limbah padat dari Rumah Tangga sering tidak mendapat perhatian secara khusus dalam pembuangannya. Dampak yang ditimbulkan meliputi aspek fisik dan non fisik, di antaranya: bau busuk yang menyebar dimana-mana, tumbuhnya jamur dan bakteri pembusuk dimana nantinya menjadi sarang kuman penyakit, ataupun pandangan visual yang tidak indah.

* Perencanaan ekologi arsitektur bertujuan untuk menciptakan kenyamanan penghuni. Kenyamanan itu sendiri sangat ditentukan oleh imaterial meliputi kebudayaan dan kebiasaan manusia, dan material mencakup iklim, kelembapan, bau dan pencemaran udara, radiasi alam dan radiasi buatan, serta bahan bangunan, bentuk bangunan, struktur bangunan, warna dan pencahayaan.

* Dalam lingkungan perumahan, setiap struktur yang dibangun secara fisik akan memberi dampak terhadap ekosistem sekitarnya dan lingkungan lain yang lebih jauh. Penumpukan sampah di atas tanah akan mencemari air tanah dan air sungai.

* Penelitian ini diarahkan pada upaya mencari alternatif pengelolaan sampah  rumah tangga yang efektif dan terjangkau bagi masyarakat yang hidup di lingkungan perumahan  menengah ke bawah, serta efisien dalam penerapan di lingkungan permukiman pusat kota khususnya Kota Surakarta.

* Target jangka panjang dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan kualitas lingkungan perumahan dan terjaganya keseimbangan alam di pusat kota melalui peningkatan  pengelolaan sampah rumah tangga melalui penerapan konsep ekologi arsitektur.

Rumusan masalah

* Bagaimana strategi pengelolaan sampah yang memudahkan bagi pihak-pihak terkait yaitu pembuang dan pemungut agar tidak banyak menimbulkan penimbunan di tempat pembuangan sampah.

* Bagaimana menerapkan konsep ekologi arsitektur dalam pengelolaan sampah secara keberlanjutan dalam lingkungan perumahan menengah kebawah di pusat Kota Surakarta.

Tinjauan Pustaka

* Paradigma baru dalam pengelolaan sampah adalah, bagaimana menjadikan sampah mempunyai nilai ekomoni.

* Sampah yang diproduksi rumah tangga tidak lagi dibuang semua. Sebagian di antaranya harus diolah kembali sehingga bisa bermanfaat. Dengan begitu, selain sampahnya bermanfaat, volume yang dibuang juga berkurang. Sampah harus dipilah mana yang organik dan non organik. (Arif Afifi, 2007)

* Pembakaran sampah di udara terbuka juga menimbulkan kabut asap yang tebal yang mengandung bahan bahan lainnya seperti partikel debu yang kecil kecil yang biasa disebut particulate matter (PM) serta bahan bahan racun lainnya. (Yohan Sumaiku, 2007)

* Pengelolaan sampah dengan cara pengomposan, langkahnya sangat sederhana, yakni mencampurkan air dan oksigen ke sampah organik. Kompos yang dihasilkan bisa dipakai sendiri atau dijual. (Merry Magdalena, 2003)

* Meski tingkat pendidikan ibu rumah tangga cukup tinggi, namun tanpa didukung kesadaran dalam pemisahan sampah sebelum dibuang, hal ini tidak akan bayak mendukung. (Sulistyorini, Lilis, 2000)

* Sigit Santoso, 1997, mengadakan penelitian tentang peningkatan pengetahuaan tentang sampah dan koperasi dalam rangka meningkatkan taraf hidup pemulung di Karesidenan Surakarta, yang membahas tentang pemanfaatan sampah yang dapat digunakan untuk menambah pendapatan keluarga pemulung.

* Sigit Santoso, 2004, dalam penelitian keefektifan pengelolaan sampah kota dalam meningkatkan kualitas lingkungan di kecamatan Laweyan Surakarta. Penelitian ini membahas secara lokal dalam suatu wilayah kecamatan dan tidak menyentuh ke dalam penataan tempat pembuangan di dalam rumah dan luar rumah hingga pada tempat pembuangan akhirnya.

* Chatarina Muryani dan Setyo Nugroho, 2003, meneliti tentang studi pola pembuangan limbah domestik di sepanjang sungai Bengawan Solo. Dalam penelitian ini hanya membahas pembuangan sampah ke daerah aliran sungai dan sekitar aliran sungai Bengawan Solo.

Yang diharapkan dari penelitian ini adalah terumuskannya strategi pengelolaan sampah di lingkungan perumahan pusat kota dengan memperhatikan konsep Ekologi Arsitektur yang secara aplikatif nantinya dapat menjaga kesinambungan suatu lingkungan alam secara berkelanjutan, tidak terbatas lingkungan dalam hunian namun secara makro dalam tatanan lingkungan perkotaan.

Tujuan

Penelitian ini bertujuan merumuskan strategi yang tepat dalam pengelolaan sampah rumah tangga di lingkungan perumahan menengah ke bawah pusat kota melalui penerapan konsep ekologi arsitektur guna menciptakan lingkungan yang sehat dan berwawasan lingkungan.

Sasaran

Sasaran dari penelitian ini adalah:

* Mengidentifikasi tempat-tempat pembuangan sampah yang terdapat di kawasan perumahan menengah ke bawah di Kota Surakarta.

* Mencari strategi yang tepat untuk mengelola sampah rumah tangga di lingkungan perumahan menengah ke bawah pusat kota melalui penerapan konsep ekologi arsitektur guna menciptakan lingkungan yang sehat dan berwawasan lingkungan.

Manfaat

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dan kontribusi kepada:

* Para warga setempat termasuk petugas kebersihan di Kota Surakarta maupun Kabupaten/Kota di sekitarnya sebagai mitra dalam menciptakan dan memelihara kebersihan kota.

* Pemerintah daerah setempat dalam hal memberikan motivasi dan strategi pengelolaan sampah rumah tangga dan upaya menciptakan kebersihan lingkungan permukiman di Kota Surakarta.

* Masyarakat setempat (masyarakat Kota Surakarta) dalam hal menumbuhkan sikap apresiatif terhadap berbagai upaya menciptakan kebersihan lingkungan serta mendapatkan peluang untuk berpartisipasi dan beraktifitas di bidang kebersihan kota.

Metodologi Penelitian

* Lokasi penelitian ini difokuskan pada kawasan perumahan menengah ke bawah yang ada di Kelurahan Mojosongo, yaitu Perumnas Mojosongo, dengan pertimbangan bahwa lokasi tersebut merupakan kawasan perumahan menengah ke bawah yang paling luas di Kota Surakarta.

* Populasi penelitian adalah semua pelaku yang terkait dengan pengelolaan sampah baik masyarakat penghuni, pemulung, maupun pengelola atau instansi terkait.

* Sumber data terdiri atas data primer dan data sekunder.

* Pengumpulan data primer dengan metode observasi ke beberapa lokasi perumahan sederhana (menengah ke bawah dengan tipe 45, 36, 21) di pusat kota Surakarta yang ditentukan melalui metode purposive random sampling, wawancara kepada pelaku kegiatan yaitu pembuang maupun pemungut sampah, dan instansi yang terlibat dalam pengelolaan sampah.

* Data yang sudah dikumpulkan dianalisis dengan menggunakan model interaksi yang menekankan hubungan antar tiga komponen utama yaitu reduksi data, sajian data, serta verifikasi/penarikan kesimpulan. Proses analisis dilakukan secara terus menerus mulai dari pengumpulan data hingga proses verifikasi atau penarikan kesimpulan

Hasil Penelitian dan Pembahasan

Perumahan Mojosongo

Identifikasi Tempat Pembuangan Sampah Di Perumahan Mojosongo

* Tempat pengumpulan sampah di RumahTangga

* Keadaan tempat pembuangan sampah di masing-masing rumah tangga sangat beragam, pengadaan tempat pembuangan sampah dilakukan secara swadaya sehingga bentuk dan caranyapun beragam, ada yang tertutup dan ada yang terbuka. Sebagian ada yang menggunakan plastik untuk pembungkus sampah, dan ada pula yang langsung dibuang ditempat sampah.

Identifikasi Tempat Pembuangan Sampah Di Perumahann Mojosongo

Pada saat ini penanganan sampah di Kota Surakarta dilayani oleh Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) hanya terbatas pada kawasan Kota Surakarta, sedangkan untuk kawasan di luar kota, pengelolaan persampahan pada umumnya dilakukan secara swadaya oleh penduduk setempat dengan cara ditimbun maupun dibakar. Adapun sarana pengumpulan sampah yang tersedia di masyarakat adalah:

1.      Tempat pengumpulan sampah di RumahTangga

Keadaan tempat pembuangan sampah di masing-masing rumah tangga sangat beragam, pengadaan tempat pembuangan sampah dilakukan secara swadaya sehingga bentuk dan caranyapun beragam, ada yang tertutup dan ada yang terbuka. Sebagian ada yang menggunakan plastik untuk pembungkus sampah, dan ada pula yang langsung dibuang ditempat sampah.

No

Tempat Sampah

Keterangan

1 Tempat sampah Terbuka
Tempat sampah terbuat dari anyaman bambu dengan kondisi tanpa tutup. Pembungan dilakukan tanpa pemisahan sampah organik dan anorganik, dan tanpa menggunakan plastik pembungkus sampah , sehingga jika ada angin atau binatang, sampah mudah tercecer dan keluar dari tempat sampah. Bahkan tidak menutup kemungkinan mudah terguling, karena tempat sampah yang ringan dan tanpa penutup.
Tempat sampah terbuat dari anyaman bambu dengan kondisi tanpa tutup. Pembungan dilakukan tanpa pemisahan sampah organik dan anorganik, dan menggunakan plastik pembungkus sampah, sehingga jika ada angin atau binatang, sampah cukup aman muski tidak menutup kemungkinan masih dapat diacak-acak oleh binatang sehingga tercecer dan keluar dari tempat sampah.
2 Tempat Sampah Tertutup
Tempat sampah terbuat dari anyaman bambu dengan menggunakan tutup (seadanya). Pembuangan dilakukan tanpa pemisahan sampah organik dan anorganik, dan tidak menggunakan plastik pembungkus sampah , sampah cukup aman meski tidak menutup kemungkinan masih dapat diacak-acak oleh binatang sehingga tercecer dan keluar dari tempat sampah, karena kondisi tempat sampah yang ringan, sehingga mudah terguling.
Tempat sampah terbuat dari ember bekas dengan menggunakan tutup (seadanya). Pembuangan dilakukan tanpa pemisahan sampah organik dan anorganik, dan tidak menggunakan plastik pembungkus sampah, sampah cukup aman meski tidak menutup kemungkinan masih dapat diacak-acak oleh binatang sehingga tercecer dan keluar dari tempat sampah, karena kondisi tempat sampah yang ringan, sehingga mudah terguling.
Tempat sampah terbuat dari ember bekas dengan menggunakan tutup (seadanya). Pembungan dilakukan tanpa pemisahan sampah organik dan anorganik, dan tidak menggunakan plastik pembungkus sampah , sampah cukup aman muski tidak menutup kemungkinan masih dapat diacak-acak oleh binatang sehingga tercecer dan keluar dari tempat sampah. Tempat sampah terbuat dari bahan yang ringan tetapi penempatan cukup aman karena berda di lubang yang dibuat khusus agar tempat sampah tidak mudah terguling.
Tempat sampah terbuat dari ban bekas dengan menggunakan tutup. Pembungan dilakukan tanpa pemisahan sampah organik dan anorganik, dan tidak menggunakan plastik pembungkus sampah , sampah cukup aman. Tempat sampah terbuat dari bahan yang cukup berat tetapi penempatan kurang aman karena mudah terguling.

2.      Tempat Pengumpulan Sementara (TPS) Sampah di Kelurahan

Pengangkutan sampah dari masing-masing rumah, diangkut dengan gerobak dengan tenaga manusia. Hal ini sangat memberatkan bagi petugas pengangkut sampah. Di samping terbatasnya kekuatan (tenaga petugas), metode ini cukup memerlukan waktu yang lama untuk distribusinya, sehingga sangat terbatas sampah yang dapat terangkut dari masing-masing rumah menuju Tempat Pembuangan Sementara (TPS) Sampah.

Pengangkutan sampah dari masing-masing rumah warga menggunakan gerobak dengan tenaga manusia, hal ini kurang efektif dalam distribusi sampah, karena keterbatasan tenaga dan kecepatan waktu angkut.

Lokasi Tempat Pembuangan Sementara di kawasan perumahan Mojosongo tepatnya di jalan Rinjani, meski sudah di kemas dan ditata dalam bentuk yang menarik, namun belum ada pemisahan antara sampah organik dan anorganik, sehingga para pemulung masih mengaduk-aduk sampah untuk mencari barang-barang bekas yang dapat didaur ulang.

3.      Tempat pembuangan Akhir (TPA) Sampah di Putri Cempo

Jalur menuju area Tempat Pembuangan Akhir Sampah di Putri Cempo, yang digunakan untuk seluruh Pembuangan akhir Kota Surakarta

Lokasi Tempat Pembuangan Akhir Sampah Putri Cempo, memiliki area yang cukup luas sehingga timbunan sampah tidak sampai menggunung

4. Fasilitas sarana dan prasarana yang dimiliki oleh Pemerintah Kota Surakarta

Fasilitas penimbangan di area TPA Putri Cempo yang digunakan untuk menimbang truk sampah yang datang.

Fasilitas Alat berat untuk operasional di area Tempat Pembuangan Akhir sampah Putri Cempo, yang dioperasikan oleh petugas dari Dinas kebersihan dan Pertamanan bekerjasama dengan masyarakat. SDM terdiri dari 5 orang 3 dari DKP dan 2 orang dari masyarakat setempat.

Truk pengangkut sampah yang dimiliki DKP yang digunakan untuk pengangkutan sampah dari TPS ke lokasi TPA Putri Cempo. Operasional hingga jam 17.30 WIB terlihat truik masih memasuki lokasi TPA.

5. Permukiman di sekitar Tempat Pembuanagn Akhir Putri Cempo

Permukiman disekitar area TPA, dengan kondisi lingkungan yang tidak sehat, bau dan polusi udara yang membahayakan bagi kesehatan. apalagi pada musim hujan, tentu akan lebih beresiko terhadap ancaman penyakit.

6. Pengepul Sampah yang dapat didaur ulang di sekitar TPA Putri Cempo

Pengepul sampah plastik dan kertas yang ada disekitar area TPA Putri Cempo. Lingkungan permukiman nampak tidak memperhatikan kebrsihan dan keindahan lingkungan

Langkah-langkah yang sudah dilakukan untuk pengelolaan sampah Rumah Tangga Di Lingkungan Perumahan

Dalam rangka mengelola sampah rumah tangga yang ada di lingkunga perumahan khususnya Kawasan Perumnas  Mojosongo Pemerintah Daerah setempat telah melakukan berbagai langkah sebagai berikut:

1.      Menyediakan dan mengembangkan berbagai sarana pengelolaan sampah yang dapat memberikan pelayanan bagi warga dalam mengatasi persampahan, antara lain adalah:

a.       Tempat pembuangan sampah

b.      Armada DKP

c.       Gerobag Sampah Kelurahan

d.      Tempat Pembuangan Sementara

2.      Memperbaiki fasilitas pembuangan sampah yang terdapat di lingkungan perumahan Perumnas Mojosongo.

a.       Perbaikan tempat Pembuangan Sementara, namun belum ada pemisahan sampah organik dan anorganik

b.      Perluasan area Tempat Pembuangan Akhir Sampah

3.      Meningkatkan kapasitas Sumber Daya Manusia (SDM), khususnya yang berkaitan langsung dengan Pengelolaan sampah di perumahan.

Dalam pembangunan pariwisata, sumber daya manusia (SDM) merupakan salah satu kunci yang menentukan laju kelancaran pengelolaan sampah di suatu kawasan perumahan. Oleh karena itu SDM yang dimiliki oleh Kota Surakarta perlu dikelola secara tepat sesuai dengan proporsi tugas atau kemapuan layanan. Langkah yang telah dilakukan dalam mengelola SDM pengelolaan sampah di Kota Surakarta, antara lain adalah:

a.       Meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) yang meliputi peningkatan kemampuan secara ilmu pengetahuan, peningkatan kemampuan fisik, keterampilan maupun dalam penguasaan sarana prasarana yang ada.

b.      Mengembangkan kemampuan melalui upaya peningkatan produktivitas dengan cara perluasan kesempatan kerja serta peningkatan produksi melalui penggunaan berbagai macam teknologi pengelolaan sampah yang telah berkembang.

Kekuatan dan Kelemahan yang ada dalam pengelolaan Sampah pada Kawasan Perumahan Kota Surakarta

  1. Kekuatan yang ada dalam pengelolaan sampah di Kawasan Perumahan Kota Surakarta adalah sebagai berikut :

a.       Sarana dan prasarana Dinas Kebersihan dan Pertamanan cukup memadai, mengingat distribusi sampah dalam skala Kota Surakarta tidak banyak mengalami keterlambatan

b.      Fasilitas Tempat Pembuangan Akhir (TPA) di Putri Cempo memiliki luas lahan yang memadai, sehingga pengelolaan natinya dapat lebih optimal

c.       Upaya perbaikan fasilitas TPS maupun TPA mengalami peningkatan, terlihat dengan adanya upaya perbaikan infrastruktur di area TPA Putri Cempo.

d.      Upaya pengelolaan sampah secara swadaya telah banyak dilakukan masyarakat, meski belum optimal.

e.       Adanya perhimpunan warga seperti PKK, Karangtaruna, dan lain sebagainya, dapat dikembangkan sebagai pengelola sampah dalam lingkup terkecil.

  1. Kelemahan yang ada dalam pengelolaan sampah di Kawasan Perumahan Kota Surakarta adalah sebagai berikut :

a.       Lemahnya pemahaman dan aplikasi teknologi oleh masyarakat tentang pengelolaan sampah, sehingga pengelolaan sampah masih dilakukan secara campur dan belum ada upaya peningkatan nilai tambah.

b.      Belum adanya kesadaran dan pemahaman masyarakat bahwa pengelolaan sampah dapat  meningkatkan kesejahteraan ekonomi masyarakat.

c.       Belum adanya keterpaduan dan kerjasama yang baik antara pemerintah, swasta, dan masyarakat dalam pengelolaan sampah

d.      Belum ada pelatihan atau peningkatan kinerja SDM baik bagi masyarakat maupun aparat pengelola sampah.

Peluang dan hambatan yang dihadapi dalam pengelolaan sampah di Kota Surakarta

1.      Peluang dalam memberdayakan dan mengembangkan sistem pengelolaan sampah rumah tangga di Kota Surakarta adalah :

a.       Kawasan Perumahan di Kota Surakarta masih mempunyai banyak potensi sumber daya yang belum digali dan diidentifikasi serta dieksplorasi, yang dapat dikembangkan sebagai pengelola sampah secara mandiri sekaligus untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

b.      Adanya perhatian dari Pemerintah Kota Surakarta, baik melalui Dinas Pekerjaan Umum maupun melalui dinas/instansi terkait lainnya seperti Dinas Kesehatan, Dinas Lingkungan Hidup, terhadap upaya pengelolaan sampah secara ramah lingkungan di kawasan perumahan pusat kota Surakarta.

c.       Adanya perhatian dari Pemerintah Kota Surakarta dalam rangka pengelolaan sampah dan daur ulang sampah  sebagai salah satu upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat.

d.      Beberapa kegiatan pengelolaan atau daur ulang sampah melaui pengembangan IPTEKDA Kota Surakarta

e.       Tersedianya informasi tentang pengelolaan sampah baik mellaui internet maupun media massa.

2.      Hambatan atau ancaman yang dihadapi dalam memberdayakan dan mengembangkan pengelolaan sampah di Kota Surakarta

Beberapa hambatan yang dihadapi dalam meningkatkan pengelolaan sampah ramah lingkungan di Kota Surakarta adalah:

a.       Belum ada koordinasi sehingga adanya pihak luar yang hanya mencari keuntungan tanpa memepertimbangkan kelestarian lingkungan kawasan pembuangan sampah.

b.      Beragamnya wabah penyakit sehingga dikhawatirkan akan menjangkit di sekitar kawasan perumahan akibat belum adanya pengelolaan sampah yang optimal.

c.       Kepedulian pemerintah untuk mengembangkan berbagai metode pengelolaan sampah masih rendah, yang antara lain tercermin dari terbatasnya dan kurangnya anggaran yang dialokasikan oleh Pemerintah Kota Surakarta untuk melaksanakan kegiatan yang bertujuan untuk meningkatkan pengelolaan sampah, termasuk kesadaran untuk memfasilitasi upaya swadaya masyarakat dalam pengelolaan sampah rumah tangga.

d.      Perubahan iklim yang tidak menentu sehingga berkibat pencemaran kebersihan dan kesehatan lingkungan akibat belum optimalnya pengelolaan sampah.

Strategi untuk mengembangkan pengelolaan sampah rumah tangga di lingkungan perumahan menengah ke bawah sebagai penerapan ekologi arsitektur di Pusat Kota Surakarta

Strategi merupakan cara untuk mencapai tujuan. Strategi diperlukan untuk dapat melakukan perubahan secara mendasar akan suatu pemahaman kondisi tertentu, karena diharapkan dapat memecahkan masalah. Strategi harus diturunkan menjadi tindakan-tindakan yang dapat dilakukan dalam kurun waktu tertentu. Untuk itu strategi harus dapat mengoptimalkan adanya kekuatan dan peluang yang ada serta dapat mengatasi kelemahan dan ancaman dari luar. Dalam merumuskan strategi pengelolaan sampah rumah tangga di lingkungan perumahan menengah kebawah sebagai penerapan Ekologi Arsitektur di Kota Surakarta, terlebih dahulu diketahui kekuatan, kelemahan, peluang dan hambatan / ancaman terhadap keberadaan pengelolaan sampah di Kota Surakarta untuk kemudian dibuat analisanya melalui matrik analisis SWOT yang mempertemukan faktor internal (kekuatan dan kelemahan) dan faktor eksternal (peluang dan ancaman). Berikut matrik analisis SWOT:

Marik Analisa SWOT Strategi Pengelolaan Sampah Di Kota Surakarta

Faktor Eksternal

Faktor Internal

Hambatan / Ancaman

§       Adanya pihak luar yang hanya memanfaatkan tanpa memperhatikan kelestarian lingkungan

§       Beragamnya wabah penyakit akibat lingkungan kotor

§       Minimnya anggaran

§       Perubahan iklim yang tidak menentu

Peluang

§   Berbagai kegiatan pemerintah tentang pengelolaan sampah melalui pengembangan IPTEKDA

§   Kemudahan akses informasi

§   Perhatian dari berbagai Dinas yang terkait kebersihan dan kelestarian lingkungan

Kekuatan

§   Sarana dan prasarana cukup memadai

§   Peningkatan perbaikan lingkungan dan penggunaan teknologi pengelolaan sampah

§   Ketersediaan lahan yang cukup luas

§   Adanya kelompok masyarakat yang dapat menjadi pengelola sampah dalam lingkup terkecil

Strategi 1 :

§      Membentuk dan membina kelompok pengelola sampah di setiap kawasan perumahan yang memiliki potensi untuk dikembangkan sebagai pusat pengelola daur ulang sampah

§      Perlu dibuat peraturan baku tentang pengelolaan sampah

§      Peningkatan managemen pengelolan sampah dan terpadu dengan pola pengelolaan yang lain seperti PAM, listriuk Telepon dan lainnya

§      Fasilitasi dana dan Penerapan kebijakan pemungutan biaya eksternalitas bersifat adil dan merata

Strategi 2 :

§      Pengembangan jenis teknologi pengelolaan sampah sehingga lebih bermanfaat dan memiliki nilai tambah bagi masyarakat

§      Meningkatkan promosi penggunaan hasil daur ulang sampah.

§      Mendirikan Pusat informasi pengelolaan sampah di tiap-tiap kawasan perumahan yang memiliki potensi untuk dikembangkan sebagai pusat daur ulang pengeleolaan sampah

Kelemahan

§   Kurangnya pemahaman masyarakat bahwa pengelolaan sampah dapat meningkatkan ekonomi dan kelestarian lingkungan

§   Kurangnya peningkatan kualitas SDM

§   Belum ada kerjasana pemerintah, swasta dan masyarakat

Strategi 3 :

§      Pengembangan aksesibilitas distribusi hasil pengeloaan sampah dari produsen pengelola sampah hingga konsumen.

§      kerja sama dengan swasta dalam hal pemasaran produk-produk daur ulang sampah

§      pembinaan sadar bersih lingkungan dan pengelolaan sampah untuk meningkatkan kebersihan lingkungan sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakat

Strategi 4 :

§   Koordinasi dengan instansi terkait dan mensosialisasikan kepada masyarakat tentang bagaimana menciptakan lingkungan yang bersih secara partisipatif

§   penegakan hukum yang tegas

§   Membangun kelembagaan dalam masyarakat tentang pengelolaan sampah rumah tangga

Dalam rangka mengembangkan pengelolaan sampah rumah tangga di lingkungan perumahan menengah ke bawah sebagai penerapan ekologi arsitektur di Pusat Kota Surakarta dapat dirumuskan strategi pengelolaan sampah sebagai berikut :

1.      Koordinasi dengan instansi terkait dan mensosialisasikan kepada masyarakat tentang bagaimana menciptakan lingkungan yang bersih secara partisipatif

2.      Membangun kelembagaan dalam masyarakat tentang pengelolaan sampah rumah tangga

3.      Meningkatkan dan mengembangkan jenis teknologi pengelolaan sampah sehingga lebih bermanfaat dan memiliki nilai tambah bagi masyarakat.

4.      Memperbaiki dan meningkatkan aksesibilitas distribusi hasil pengeloaan sampah dari produsen pengelola sampah hingga konsumen pengguna hasil pengelolaan sampah.

5.      Meningkatkan promosi penggunaan hasil daur ulang sampah melalui kerja sama dengan berbagai instansi terkait dengan meningkatkan kuantitas dan kualitas sosialisasi atau materi promosi dalam bentuk leaflet, brosur, booklet, CD interaktif dan website.

6.      Meningkatkan kerja sama dengan swasta dalam hal pemasaran produk-produk hasil pengeloaan atau daur ulang sampah dan berbagai pihak terkait.

7.      Mendirikan Pusat informasi pengelolaan sampah di tiap-tiap kawasan perumahan yang memiliki potensi untuk dikembangkan sebagai pusat daur ulang pengeleolaan sampah.

8.      Menyelenggarakan pembinaan sadar bersih lingkungan kepada masyarakat dengan memberikan bekal pengetahuan mengenai pengelolaan sampah untuk meningkatkan kebersihan lingkungan sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

9.      Membentuk dan membina kelompok pengelola sampah di setiap kawasan perumahan yang memiliki potensi untuk dikembangkan sebagai pusat pengelola daur ulang sampah untuk selanjutnya dibina agar dapat mendukung program pembangunan kota, khususnya kebersihan, keindahan dan kesehatan lingkungan perumahan.

10.  Perlu dibuat peraturan baku tentang pengelolaan sampah. Peraturan tersebut mengatur secara rinci adanya insentif dan disinsentif dalam pengelolaan sampah. Selain itu, perlu juga diatur bagaimana alur proses pengelolaan sampahnya, sehingga masyarakat mengetahui secara jelas bahwa pungutan yang dibebankan kepada mereka tidak disia-siakan.

11.  Peningkatan managemen pengelolan sampah dan terpadu dengan pola pengelolaan yang lain seperti PAM, listriuk Telepon dan lainnya. Dalam hal pengawasan, para petugas seoptimal mungkin meminimalkan kesalahan hitung. Untuk itu, skala pencatatan dan pengawasan buangan sampahnya harus dilakukan per satuan wilayah yang lebih kecil, maksimal satu Rukun Warga.

12.  Perlu dilakukan penegakan hukum yang tegas dan tidak pandang bulu. Untuk kasus ini, petugas penegak hukum dapat bekerja sama dengan petugas kebersihan dan masyarakat untuk secara bersama melakukan pengawasan.
Penerapan kebijakan pemungutan biaya eksternalitas ini diharapkan dapat dikelola secara transparan dan profesional, sehingga setiap rumah tangga yang secara sadar dan sukarela mematuhi kebijakan tersebut dapat mengetahui bahwa biaya eksternalitas sebagai dana lingkungan yang dikeluarkannya tidak disia-disiakan dan benar-benar hanya dipergunakan untuk keperluan operasional upaya internalisasi eksternalitas (pengelolaan sampah).

13.  Penerapan kebijakan pemungutan biaya eksternalitas bersifat adil dan merata serta proporsional dan diberlakukan untuk setiap unsur penyumbang eksternalitas (sampah). Kendati ia sudah menjadi tanggung jawab bersama, akan tetapi tanggungan tersebut proporsional sesuai dengan porsinya masing-masing

Dari strategi yang diperoleh melalui analisa SWOT diatas, maka akan dipilih berdasarkan urgensi alternatif/prioritas yang akan menjadi straetgi prioritas sekaligus yang mengakomodasi strategi-strategi lainnya yang berkaitan dengan pengelolaan sampah rumah tangga di Surakarta. Strategi terpilih adalah sebagai berikut :

1.      Membentuk dan membina kelompok pengelola sampah di setiap kawasan perumahan yang memiliki potensi untuk dikembangkan sebagai pusat pengelola daur ulang sampah dengan teknologi ramah lingkungan

2.      Mendirikan Pusat informasi pengelolaan sampah di tiap-tiap kawasan perumahan yang memiliki potensi untuk dikembangkan sebagai pusat daur ulang pengeleolaan sampah yang ramah lingkungan

3.      Fasilitasi dana dan kerja sama dengan swasta dalam hal pemasaran produk-produk daur ulang sampah

4.      pembinaan sadar bersih lingkungan dan pengelolaan sampah untuk meningkatkan kebersihan lingkungan sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakat

5.      Koordinasi dengan instansi terkait dan mensosialisasikan kepada masyarakat tentang bagaimana menciptakan lingkungan yang bersih secara partisipatif

6.      penegakan hukum yang tegas

Kesimpulan

Strategi yang paling utama untuk dikembangkan dan menjadi strategi dasar bagi strategi-strategi yang lain adalah membentuk dan membina kelompok pengelola sampah di setiap kawasan perumahan yang memiliki potensi untuk dikembangkan sebagai pusat pengelola daur ulang sampah dengan teknologi ramah lingkungan.

Dari strategi ini akan dijabarkan dalam tindakan-tindakan nyata (program dan kegiatan) yang mendukung tercapainya penerapan ekologi arsitektur sebagai berikut :

1.      Pengembangan dan perbaikan fasilitas, sarna dan prasarana pengelolaan sampah.

2.      Sinergitas dalam bidang pengelolaan sampah dan kelestarian lingkungan perumahan sebagai lingkungan binaan

3.      Peningkatan kesejahteraan masyarakat melalui pengelolaan daur ulang sampah rumah tangga di lingkungan perumahan sebagai komunitas terkecil pusat Kota  Surakarta

4.      Pemberdayaan masyarakat melalui pengelolaan sampah dan penataan lingkungan yang bersih dan sehat.

5.      Peningkatan sadar bersih lingkungan melalui pengelolaan sampah dengan teknologi ramah lingkungan sebagai penerapan ekologi arsitektur.


[1] Staff pengajar di Jurusan Arsitektur FT UNS (e-mail: ummul_m@yahoo.com)